CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 05 Februari 2011

Poci Si Kurcaci Yang Tersesat

Hi friends! Yuk, baca cerita karya Eka Ferdiana ini! Dan, selamat membaca!

Poci si Kurcaci
Poci adalah anak dari keluarga sederhana di negeri Kurcaci.
Ayahnya bernama Albert dan ibunya bernama miss Pott. Poci adalah anak yang suka berkhayal tentang dunia yang penuh dengan magic, petualangan, bahkan monster- monster yang menyeramkan.
Dia sering sekali menceritakan khayalannya pada teman-temannya. Akan tetapi sering kali ia hanya ditertawakan oleh teman-temannya. Hal itu membuat Poci marah kepada teman-temanya. Akibatnya sekarang tidak ada yang mau mendekati Poci, karena cerita khayalannya itu .
 
Pada suatu hari timbul niat untuk pergi berpetualang dan mendapatkan bukti agar teman-temannya percaya kepadanya.
Pada suatu malam ketika semua penghuni rumah sedang tidur, diam – diam Poci menyelinap pergi dari rumah.
 
Ia pergi sendiri ke sebuah Hutan. Walaupun agak takut Poci tetap memberanikan dirinya. Keesokan harinya ketika miss Pott mau membangunkan Poci, Poci sudah tidak ada di kamarnya. Saking paniknya mis Pott sampai menabrak tembok ketika ia hendak ke kamar Albert untuk membangunkan suaminya yang masih tidur dengan lelap.
 
Sementara orang di rumah panik, Poci yang ada di dalam hutan sedang kelaparan. Karena ia benar-benar kehabisan makanan, akhirnya Poci terpaksa makan buah-buahan yang ada didalam hutan namun ia harus berhati-hati karena didalam hutan banyak sekali buah yang beracun. Ia memilihnya satu persatu dengan cermat sebelum ia memakannya.
Ada buah yang bisa mengakibatkan gatal-gatal, sakit perut, juga bintik-bintik hijau di sekujur tubuh. Waktu berkalan dengan cepatnya.

Malam pun tiba Poci kebingungan mencari tempat untuk tidur. Sementara langit tampak mendung, hujanpun turun sangat deras terpaksa Poci berteduh di bawah pohon.
Tiba-tiba terdengar sura ular mendesis. ternyata ular itu ada di belakang Poci dan bersiap untuk memangsanya. Dengan sekuat tenaga Poci melarikan diri. Ia seakan-akan pergi berlari mengelilingi hutan.
 
Ular itu pun berhenti mengejarnya, akhirnya Poci pun berhasil meloloskan diri. Kali ini Poci berteduh di dalam gua. Dari dalam gua terdengar suara raungan Beruang .
Ternyata beruang itu marah kapada Poci yang berda didalam guanya. Karena Poci sangat takut akhirnya ia pun melarikan diri lagi dan berhasil meloloskan diri dari ancaman beruang yang ingin memangsanya.
 
Sekarang ia berteduh di bawah pohon beringin. Ia basah kuyup dan menggigil kedinginan. Tiba-tiba saja ia menangis karena ia lapar, kedinginan, dan rindu kedua orangtuanya. Ia menyesali perbuatannya yang menyelinap kehutan. Ia sadar betapa berbahayanya mahkluk kecil masuk ke hutan belantara yang begitu luasnya.
 
Poci menangis sampai pagi dan akhirnya tertidur. Kini matahari telah terbit ,ia memutuskan untuk kembali pulang ke rumah. Akan tetapi, ia sadar sekarang ia sudah terlanjur tersesat di pedalaman hutan entah dimana .
 
Setelah menyadari hal itu, Ia kembali menangis tersedu-sedu. Tiba-tiba disampingnya ada seorang kurcaci yang seumuran dengannya bertanya “Kamu kenapa menangis?” . “A..aku tersesat di hutan ini.“ jawabnya  sambil mengusap air mata nya .
“Tenang ayo ikut kerumahku “ jawabnya sambil tersenyum.

Lalu Poci pergi kerumahnya. Sesampainya disana Poci disuguhi segelas coklat panas . “Ini minumlah untuk menghangatkan tubuhmu” katanya. “Terimakasih” jawab Poci.
“Bolehkah aku bertanya?” tanya poci. “Mau bertanya apa?” jawabnya. “Siapa namamu? dan kenapa rumahmu di hutan belantara mengapa bukan di negeri kurcaci” tanya Poci. “Namaku Pecola” jawabnya. Lalu seketika Poci tertawa mengakak-ngakak.
“Aku sudah tahu pasti kamu akan menertawaiku karena namaku yang seperti anak perempuan iya kan.” “ I…iya “ jawab Poci sambil tertawa. “Poci dengarkan aku, aku dulu adalah anak keluarga sederhana di lembah kurcaci bagian timur. Aku, bisa tinggal disini karena 3 tahun yang lalu orangtuaku meninggal di hutan ini saat mendaki gunung bersamaku mereka dimakan oleh ular yang ganas sehinga tubuh kedua orangtuaku terluka parah hingga tak dapat diselamatkan nyawanya.
 
“Aku mendirikan rumah tempatku tinggal sekarang ini, dengan kedua tanganku sedangkan aku mengubur jasad ayah dan ibuku di belakang rumah ini. Ayah dan ibuku yatim piatu sehingga aku yang ditinggal sendirian kini tak memiliki keluarga untuk menumpang tinggal. Lagipula akupun tak tahu cara keluar dari hutan ini. Seandainya aku dapat keluar dari hutan ini pun di negeri kurcaci aku tetap tinggal sendirian dan tidak mempunyai tempat untuk bernaung oleh karena itu aku memutuskan tinggal sendirian di hutan ini. Mencari makan pun aku selalu sendirian. Nah Begitulah kisah hidupku."
 
Poci yang mendengar kisah hidup Pecola pun merasa sedih sampai akhirnya ia menangis tersedu-sedu. “Poci tenanglah pasti kedua orang tuamu sedang mencarimu” kata Pecola. “Terimakasih Pecola” jawab Poci dengan suara lirih.
“Mulai sekarang tinggal lah dulu di rumahku“ kata Pecola. “Baik” jawab Poci. 3 minggu telah berlalu Poci dan Pecola tinggal bersama. Setiap sore, Poci membantu Pecola mencari makanan untuk makan malam. Kini mereka bagaikan dua bersaudara yang tak dapat dipisahkan.
 
Minggu ini minggu ke4. Saat Poci dan Pecola sedang bersenda gurau, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang mengetuk pintu rumah Pecola. “ Halo ada orang disini?” gumamnya. “ Iya tunggu sebentar,“ jawab Pecola. Saat Pecola membuka pintu tiba – tiba Poci langsung menyambar dan memeluk kedua orang itu. Ternyata, kedua orang itu orang itu dalah orang tua Poci. Setelah beberapa jam menjelaskan kepergiannya dari rumah dan meminta maaf, orang tua Poci tiba-tiba mengajak Pecola menjadi anak angkatnya. Mendengar itu Poci dan Pecola sangat senang karena mereka tidak harus berpisah dan menjadi satu keluarga.


Sumber: ceritaanak.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar